Senin, 31 Agustus 2020

Sistem Reproduksi Pada Hewan

Salah satu ciri dari mahluk hidup diantaranya adalah mampu melakukan reproduksi. Hewan adalah salah satu mahluk hidup yang jumlahnya sangat melimpah dimuka bumi, namun tak jarang juga beberapa jenis hewan sudah tidak ditemukan lagi dipermukaan bumi (punah). Punahnya suatu species disebabkan salah satunya adalah kemampuan reproduksi yang rendah sehingga menimbulkan semakin sedikitnya jumlah species tersebut yang mengakibatkan lama kelamaan menjadi punah. 

Namun ada juga hewan yang selalu memiliki jumlah yang besar meskipun secara sadar manusia mencoba mengurangi jenis tersebut seperti misalnya tikus. Artinya tikus memang memiliki kemampuan reproduksi yang sangat tinggi. Kemampuan disini dilihat dari rentang waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan keturunan kembali pasca species tersebut melahirkan, serta tingkat keberhasilan hidup dari organisme baru yang baru dilahirkan, atau juga faktor lingkungan yang berpengaruh.

Reproduksi dapat dideskripsikan sebagai proses biologi yang dilakukan oleh organisme untuk menghasilkan lebih banyak spesies mereka. Lewat reproduksi, induk dapat memindahkan materi genetik kepada anaknya. Setiap induk masing-masing memberikan 50% sifatnya kepada setiap keturunannya.

Reproduksi dibagi menjadi dua jenis, yaitu aseksual dan seksual. Secara garis besar, reproduksi aseksual tidak memerlukan pembuahan oleh sel jantan, sementara reproduksi seksual memerlukan gamet jantan yang membuahi gamet betina. Secara genetika, keturunan dari reproduksi aseksual akan identik dengan induk, sementara keturunan dari hasil reproduksi aseksual merupakan campuran dari kedua induk.

Sistem Reproduksi Seksual pada Hewan

Reproduksi seksual pada hewan terjadi dengan melibatkan 2 sel kemain yaitu sel kelamin jantan dan sel kelamin betina. Reproduksi jenis ini melibatkan pembuahan atau penyatuan antara kedua sel gamet jantan dan betina. Karena itu, keturunannya akan mendapat sebagian kromosom/gen/DNA dari masing-masing induk.

Pada hewan, pembuahan dapat terjadi secara eksternal maupun internal. Pembuahan eksternal terjadi pada media eksternal, yaitu di luar tubuh makhluk hidup. Induk akan melepaskan gamet / sel kelamin dalam jumlah besar ke media untuk meningkatkan kesempatan pembuahan. Hewan yang melakukan pembuahan eksternal biasanya organisme akuatik atau yang biasa dilingkungan berair  seperti ikan dan amfibi. Tapi, pembuahan eksternal membuat individu baru di tempat yang rentan oleh predator dan perubahan lingkungan.

Sementara itu, pembuahan internal terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Organisme betina akan menghasilkan satu sel telur dari masing-masing ovarium. Sementara itu, organisme jantan menghasilkan sedikit sperma yang dapat bergerak mencapai sel telur untuk pembuahan. Biasanya, sperma dihasilkan lebih banyak daripada jumlah telur. Hewan-hewan yang melakukan pembuahan internal termasuk reptil, aves, dan mamalia.

 

Sistem Reproduksi Aseksual pada Hewan

Jenis sistem reproduksi hewan selanjutnya adalah aseksual. Reproduksi aseksual hanya melibatkan induk tunggal. Individu baru yang dihasilkan dari reproduksi ini sangat mirip dengan induknya. Beberapa jenis reproduksi aseksual adalah pembelahan biner dan bertunas.

Pembelahan diri atau pembelahan biner dilakukan oleh organisme bersel satu yang membelah menjadi dua individu baru yang memiliki nukleus. Contoh organisme yang melakukan pembelahan diri adalah Amoeba dan Plasmodium.

Sementara itu, organisme yang bereproduksi dengan bertunas dapat membentuk individu baru dengan menumbuhkan tunas pada tubuh induk. Tunas tersebut akan berkembang menjadi individu baru dan melepaskan diri dari tubuh induknya. Contoh organisme yang bereproduksi dengan bertunas adalah ragi dan Hydra.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar