1. Berkesadaran (Mindful)
Prinsip berkesadaran telah diperkenalkan oleh Ellen Langer pada tahun 1997. Pembelajaran tidak hanya melibatkan pemahaman informasi, tetapi juga bagaimana individu terlibat sepenuhnya secara mental dan fisik dalam proses pembelajaran, membuka diri terhadap pengalaman baru, dan berpikir dengan cara yang lebih terbuka dan fleksibel.
Prinsip ini menitikberatkan pada pembelajaran yang penuh kesadaran, dengan memperhatikan keunikan dan kebutuhan individu siswa.
Berkesadaran artinya pengalaman belajar siswa diperoleh ketika mereka memiliki kesadaran untuk menjadi pembelajar yang aktif dan mampu meregulasi diri.
Siswa memahami tujuan pembelajaran, termotivasi secara intrinsik untuk belajar, serta aktif mengembangkan strategi belajar untuk mencapai tujuan.
2. Bermakna (Meaningful)
Pembelajaran bermakna telah diperkenalkan oleh David Ausubel pada tahun 1963. Pembelajaran bermakna akan lebih efektif jika informasi baru yang dipelajari dapat dikaitkan dengan pengetahuan atau pengalaman yang sebelumnya sudah dimiliki oleh siswa.
Prinsip ini relevan dengan Pembelajaran Bermakna sebagai cara untuk memahami makna, sehingga meningkatkan efisiensi dan retensi jangka panjang. Pembelajaran bermakna terjadi ketika peserta didik dapat mengaitkan informasi baru dengan pengetahuannya yang akhirnya membentuk pemahaman yang mendalam pada sebuah konsep.
Pada elemen ini, siswa akan didorong untuk memahami alasan serta relevansi materi pelajaran dalam kehidupan sehari-hari.
Bermakna berarti peserta didik mampu menerapkan pengetahuannya ke dalam situasi nyata. Proses belajar siswa tidak hanya sebatas memahami informasi atau penguasaan konten, namun berorientasi pada kemampuan mengaplikasi pengetahuan.
3. Menggembirakan (Joyful)
Ahli-ahli pendidikan seperti John Dewey (1936) dan Howard Gardner (1983) menekankan bahwa pembelajaran relevan dengan kehidupan nyata individu dan mengutamakan pembelajaran yang aktif serta pengalaman langsung baik secara emosional maupun intelektual.
Di dalam elemen ini, guru diminta menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sekaligus menggugah pemikiran siswa. Menggembirakan artinya tercipta suasana belajar yang positif, menantang, menyenangkan, dan memotivasi.
Rasa senang dalam belajar membantu peserta didik terhubung secara emosional, sehingga lebih mudah memahami, mengingat, dan menerapkan pengetahuan. Misalnya, menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis permainan atau kuis interaktif.
Pendekatan dalam Pembelajaran Mendalam ini berfokus pada pengembangan potensi intelektual, moral, dan fisik peserta didik secara holistik dan terpadu, melalui berbagai dimensi seperti olah pikir (intelektual), olah hati (etika), olah rasa (estetika), dan olah raga (kinestetik).
Sumber : https://gurubagi.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar