Koding dan Kecerdasan Artifisial (KA) memiliki peran penting dalam perkembangan teknologi dan kehidupan karena:
(1) Koding dan KA menjadi elemen
utama pembangunan teknologi yang lebih cepat dan efisien dapat mempercepat
inovasi dan membantu dalam membuat keputusan yang lebih baik;
(2) Koding dan KA memfasilitasi
pemecahan masalah dan menciptakan solusi untuk menyelesaikan masalah yang belum
terpecahkan, seperti perubahan iklim, pengolahan data besar, atau masalah
kesehatan global;
(3) Koding dan KA meningkatkan
produktivitas dan inovasi berbagai bidang, seperti bisnis, industri, dan
pendidikan;
(4) Koding dan KA menyiapkan masa
depan dalam meningkatkan kualitas hidup dan menciptakan solusi untuk masalah
sosial dan ekonomi, seperti pengelolaan sumber daya yang lebih efisien.
Koding dan KA sangat berdampak
dalam pengembangan keterampilan berpikir logis dan pemecahan masalah serta
berkontribusi dalam dunia profesional. Kemampuan Koding dan KA sangat
bermanfaat dalam berbagai aspek kehidupan seperti pengambilan keputusan dan
dapat menyelesaikan tantangan teknis, oleh karena itu pelajaran teknologi di
dalam bidang Koding dan KA perlu dipelajari sejak dini agar setiap individu
siap menghadapi tantangan di masa ini dan akan datang.
Munculnya Koding dan KA sebagai
mata pelajaran pilihan merupakan implementasi dari tuntutan untuk memperdalam
kemampuan digital murid menyesuaikan dengan perkembangan teknologi perangkat
lunak dan kecerdasan artifisial seperti saat ini merupakan cara antisipatif
pada masa yang akan datang, karena individu yang tidak adaptif rentan terhadap
kegagalan dalam transformasi, sehingga fleksibilitas diperlukan untuk
mengeksplorasi opsi digital.
Capaian Pembelajaran (CP)
merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai murid di akhir setiap
fase.
CP dirancang dan ditetapkan
dengan berpijak pada Standar Nasional Pendidikan, terutama Standar Isi. Oleh
karena itu, pendidik yang merancang pembelajaran dan asesmen mata pelajaran
Koding dan Kecerdasan Artifisial tidak perlu lagi merujuk pada dokumen Standar
Isi, tetapi cukup mengacu pada CP.
Mata pelajaran Koding dan KA bersifat holistik dimana pembelajaran tidak semata mata terkait dengan kompetensi teknis saja. Akan tetapi murid akan mengembangkan dirinya sebagai pelajar yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bernalar kritis, peduli, kreatif, kolaboratif, komunikatif, mandiri, dan sehat. Semua aspek kompetensi yang akan dicapai melalui pembelajaran Koding dan KA menjadi satu kesatuan utuh dan saling melengkapi.
Mata Pelajaran Koding dan KA
bertujuan untuk memampukan murid:
1.
Terampil berpikir
komputasional untuk menciptakan solusi untuk menyelesaikan persoalan secara
logis, sistematis, kritis, analitis, kolaboratif, dan kreatif;
2.
Adaptif dengan perubahan
teknologi dan perkembangan industri digital;
3.
Cakap dan bijak sebagai
warga masyarakat digital yang literat, produktif, beretika, aman, berbudaya,
dan bertanggung jawab;
4.
Terampil mengelola dan
memanfaatkan data; dan
5.
Terampil berkarya dengan
menghasilkan rancangan atau program melalui proses koding dan pemanfaatan KA
Mata pelajaran Koding dan KA
merupakan pendalaman computer science dengan fokus pada berpikir komputasional,
literasi digital, algoritma pemrograman, analisis data, dan etika KA. Mata
pelajaran Koding dan KA memiliki karakteristik pembelajaran sebagai berikut :
1.
Penanaman etika (keadaban)
sebagai fondasi bagi penguasaan kompetensi di semua jenjang.
2.
Kontekstualisasi
pembelajaran sesuai dengan situasi yang dihadapi murid sehari-hari dan
permasalahan yang terjadi di masyarakat/lingkungan sekitar. Capaian
Pembelajaran 9 Pusat Kurikulum dan Pembelajaran 2025
3.
Penanaman konsep dan
kemampuan pradasar pada jenjang SD.
4.
Praktik mendalam berpikir
komputasional dan literasi digital tingkat dasar pada jenjang SMP.
5.
Pada jenjang SMK, materi
pembelajaran dapat dikontekstualisasikan dengan kompetensi kejuruannya.
6.
Praktik mendalam berpikir
komputasional dan literasi digital tingkat menengah dan lanjut pada jenjang
SMA/SMK.
7.
Pembelajaran dapat
dilaksanakan secara fleksibel melalui metode internet-based, plugged (dengan
perangkat digital), atau unplugged (tanpa perangkat digital).
8.
Penggunaan pendekatan
human-centered di mana manusia sebagai fokus dalam pembelajaran, pemanfaatan,
dan pengembangan KA
Elemen |
Deskripsi |
Berpikir Komputasional |
Kerangka berpikir sistematis yang menggabungkan
dekomposisi, abstraksi, identifikasi pola, dan perancangan algoritma untuk
merumuskan solusi permasalahan kompleks yang dapat dijalankan oleh manusia
atau mesin. Berpikir komputasional dilakukan dengan mengintegrasikan logika,
kreativitas berdasarkan data, dan analisis sebagai tindakan komputasional
untuk memecahkan permasalahan lintas bidang secara efektif baik mandiri
maupun kolaboratif |
Literasi Digital |
Kecakapan bermedia digital yang berfokus pada
produksi dan diseminasi konten digital dengan memahami etika dan keamanan
digital. |
Algoritma Pemrograman |
Mengembangkan solusi dari berbagai persoalan
dengan membaca bermakna dan menulis instruksi yang logis, sistematis,
bertahap, konvergen, dan linier berdasarkan paradigma pemrograman yang
meningkat secara berjenjang, serta dapat dikerjakan secara mandiri atau
berkolaborasi dengan yang lain |
Analisis Data |
Kemampuan untuk menstrukturkan, menginput,
memproses (antara lain menganalisis, mengambil kesimpulan, membuat keputusan,
dan memprediksi), dan menyajikan data secara bermakna |
Literasi dan Etika Kecerdasan Artifisial |
Mengetahui konsep dasar KA, bagaimana KA bekerja,
manfaat dan dampak KA, serta sikap kritis dan etika dalam pemanfaatan KA |
Pemanfaatan dan Pengembangan Kecerdasan
Artifisial |
Kemampuan memanfaatkan KA untuk penyelesaian
masalah dan peningkatan efisiensi pada kehidupan nyata, serta menciptakan dan
memperbaiki sistem KA |
CAPAIAN PEMBELAJARAN PADA FASE C
CAPAIAN PEMBELAJARAN |
DESKRIPSI |
2.1 Berpikir
Komputasional |
Menerapkan
pengelolaan data, pemecahan masalah sederhana dalam kehidupan masyarakat
secara sistematis, dan menuliskan instruksi. |
2.2 Literasi Digital |
Memproduksi dan mendiseminasi konten digital
berupa audio, video, slide, dan infografis. |
2.3 Literasi dan Etika Kecerdasan Artifisial |
Memahami perbedaan cara manusia dan KA
menggabungkan informasi dari beberapa perangkat penginderaan atau sensor,
memahami bagaimana komputer memaknai informasi dari perangkat penginderaan
atau sensor, memahami kualitas data, serta manfaat dan dampak KA pada
kehidupan masyarakat. Memahami etika penggunaan KA dalam kehidupan
sehari-hari seperti menjaga data pribadi dalam menggunakan KA, KA adalah
sebagai alat bantu sehingga manusia tidak boleh tergantung dan percaya
sepenuhnya pada KA karena KA masih sangat mungkin menghasilkan output yang
salah, bias, atau melakukan halusinasi, serta menganalisis konten deep fake
dalam bentuk gambar, audio, atau video. |
2.4 Pemanfaatan dan Pengembangan Kecerdasan
Artifisial |
Menggunakan perangkat KA sederhana dengan kritis
dan mampu menuliskan input bermakna ke dalam sistem KA. |
CAPAIAN PEMBELAJARAN KODING DAN KECERDASAN
ARTIFISIAL UNTUK FASE D
DAN PEMETAAN MATERI ESENSIAL
Berdasarkan capaian pembelajaran
pada fase D, dapat diuraikan materi-materi yang dipelajari sebagai berikut :
ELEMEN |
CAPAIAN |
PEMBELAJARAN MATERI |
Berpikir Komputasional |
Pada akhir Fase D, murid mampu menerapkan
pengelolaan data, pemecahan masalah sederhana dalam kehidupan masyarakat
secara sistematis, dan menuliskan instruksi. |
Kelas VII •
Pengelolaan Data dalam
Situasi Kehidupan •
Pemecahan Masalah
Sederhana dalam Situasi Kehidupan •
Pengembangan dan
Pengujian Instruksi Kelas VIII •
Pengolahan dan Penyajian
Data dalam Konteks yang Lebih Luas •
Penerapan Langkah-Langkah
Sistematis untuk Menyelesaikan Masalah •
Penyusunan dan perbaikan
Instruksi yang Lebih Kompleks Kelas IX •
Teknologi untuk Mengolah
Data •
Pengembangan Solusi
Efektif untuk Permasalahan yang Kompleks •
Menuliskan Instruksi
Menggunakan Teknologi atau Pemrograman Dasar |
Literasi Digital |
Pada akhir Fase D, murid mampu memproduksi dan
mendiseminasi konten digital berupa audio, video, slide, dan infografis. |
Kelas VII •
Konsep Dasar Konten
Digital •
Pengembangan Ide dan
Cerita Sederhana •
Penggunaan Aplikasi Dasar
Slide dan Infografis •
Tata Letak Visual yang
Menarik Kelas
VIII •
Penggunaan Aplikasi Dasar
Audio dan Video •
Mengembangkan Teknik
Produksi dan Editing •
Teknik Storytelling
Digital •
Aspek Etika dan Hak Cipta
•
Diseminasi Konten melalui
Platform Digital Kelas
IX •
Produksi Konten Digital
yang Kompleks dan Inovatif •
Editing Lanjutan •
Evaluasi Kualitas Konten
Digital •
Strategi Diseminasi
Konten Digital yang Efektif |
Literasi dan Etika Kecerdasan Artifisial |
Pada akhir Fase D, murid mampu memahami perbedaan
cara manusia dan KA menggabungkan informasi dari beberapa perangkat
penginderaan atau sensor, memahami bagaimana komputer memaknai informasi dari
perangkat penginderaan atau sensor, memahami kualitas data, serta manfaat dan
dampak KA pada kehidupan masyarakat. Memahami etika penggunaan KA dalam
kehidupan sehari hari seperti menjaga data pribadi dalam menggunakan KA, KA
adalah sebagai alat bantu sehingga manusia tidak boleh tergantung dan percaya
sepenuhnya pada KA karena KA masih sangat mungkin menghasilkan output yang
salah, bias, atau melakukan halusinasi, serta menganalisis konten deep fake
dalam bentuk gambar, audio, atau video |
Kelas VII •
Etika Penggunaan
Kecerdasan Artifisial •
Konsep dan Cara Kerja KA
Generatif •
Risiko KA Generatif •
Manfaat dan Dampak KA
Generatif Kelas
VIII •
KA sebagai Alat Bantu
Manusia •
Perbedaan Cara Manusia
dan KA Menggabungkan Informasi • Pemanfaatan Perangkat Penginderaan oleh KA Kelas
IX •
Kualitas Data •
Keamanan Data dalam
Pemanfaatan KA •
Analisis Artefak Hasil KA |
Pemanfaatan dan Pengembangan Kecerdasan
Artifisial |
Pada akhir Fase D, murid mampu menggunakan
perangkat KA sederhana dengan kritis dan mampu menuliskan input bermakna ke
dalam sistem KA. |
Kelas VII • Pengenalan Perangkat KA Sederhana • Menuliskan Input Bermakna ke dalam Sistem KA Kelas VIII • Data Latih dalam Pengembangan KA • Analisis Pemanfaatan KA pada Platform tertentu • Eksperimen Klasifikasi oleh KA Kelas IX • Pemanfaatan KA di Berbagai Bidang •
Pengembangan Konten
Digital dengan Memanfaatkan KA |
Dari materi-materi fase D yang
telah diuraikan sebelumnya, materi yang penting untuk diterangkan lebih lanjut
adalah Pemecahan Masalah Sederhana dalam Situasi Kehidupan, Aspek Etika dan Hak
Cipta, dan Etika Penggunaan Kecerdasan Artifisial sebagai berikut.
A.
Pemecahan Masalah Sederhana
dalam Situasi Kehidupan Pemecahan masalah adalah usaha mencari solusi dari
setiap masalah yang dihadapi. Pemecahan masalah dimaksud adalah dengan
menggunakan pendekatan berpikir komputasional dan diwujudkan dalam urutan
langkah pemecahan masalah.
Materi ini penting dipelajari oleh murid guna
membangun kemampuan berpikir komputasional dalam memecahkan masalah yang tidak
berkaitan langsung dengan kehidupan pribadinya namun berdampak pada kehidupan
bermasyarakat. Beberapa strategi pembelajaran yang cocok materi ini antara
lain:
1. Pembelajaran berbasis masalah
2. Pembelajaran unplugged dengan memanfaatkan sticky notes atau
papan tulis atau media lain yang relevan Pemetaan Materi Esensial 35 Pusat
Kurikulum dan Pembelajaran 2025
B.
Aspek Etika dan Hak Cipta
Etika produk digital berkaitan dengan cara kita menggunakan, membuat, dan
membagikan konten digital secara bertanggung jawab dan bermoral. Hak cipta
(copyright) adalah hak hukum yang diberikan kepada pembuat karya untuk
mengontrol siapa yang boleh menyalin, membagikan, atau memodifikasi karya
tersebut dan mendapat pengakuan dan perlindungan atas karyanya. Hak cipta ini
merupakan bagian dari HaKI (Hak atas Kekayaan Intelektual). Beberapa jenis HaKI
menurut Ditjen Kekayaan Intelektual adalah sebagai berikut:
1. Paten
2. Merek
3. Desain Industri
4. Hak Cipta
5. Indikasi Geografis
6. Rahasia Dagang
7. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu Materi ini penting dipelajari
oleh murid guna membangun kesadaran digital, melatih integritas dan tanggung
jawab, menghindari pelanggaran hukum, dan mendorong kreativitas yang jujur.
Beberapa
strategi pembelajaran materi ini di antaranya.
1. Studi kasus dan diskusi Hak Cipta dihasilkan oleh industri,
akademisi, bahkan murid di satuan pendidikan
2. Studi kasus dan diskusi terkait pelanggaran hak cipta
3. Pembelajaran berbasis projek terkait kampanye kesadaran terhadap
hak cipta
C.
Etika Penggunaan Kecerdasan
Artifisial Etika Kecerdasan Artifisial adalah cabang dari etika teknologi yang
membahas mengenai bagaimana kita harus menggunakan KA secara adil, bertanggung
jawab, dan tidak merugikan manusia. Beberapa isu etika KA di antaranya:
1. Privasi
2. Bias dan Diskriminasi
3. Transparansi 36 Panduan Mata Pelajaran Koding dan Kecerdasan
Artifisial
4. Tanggung jawab
5. Penyalahgunaan Materi ini penting dipelajari oleh murid supaya
murid tidak hanya bisa menggunakan teknologi, tetapi juga memahami dampaknya.
Etika KA membantu membentuk perilaku digital yang positif dan bertanggung
jawab. Selain itu, pemahaman tentang etika KA juga mendorong murid untuk
menggunakan perangkat KA secara kritis.
Beberapa
strategi pembelajaran materi ini di antaranya.
1. Studi kasus dan diskusi
2. Pembelajaran berbasis masalah
3. Bermain peran (role play)
4. Simulasi perbandingan penggunaan perangkat KA untuk melatih
kemampuan berfikir kritis pada Murid:
Murid mencoba
menggunakan beberapa platform KA populer (seperti ChatGPT, Gemini, Perplexity,
DeepSeek, dan Aya) untuk menjawab pertanyaan yang sama, misalnya “Bagaimana
cara menjaga lingkungan?” atau “Siapa penemu listrik?”. Murid diminta mencatat
hasil dari masing-masing alat, lalu menganalisis apakah ada perbedaan dari segi
isi, sudut pandang, panjang jawaban, dan cara menjelaskan.
Setelah
simulasi, pendidik memfasilitasi diskusi tentang mengapa perbedaan tersebut
bisa terjadi. Beberapa contoh pertanyaan pemantik untuk diskusi kritis:
• Apakah semua
jawaban dari alat KA itu benar?
• Apakah
sumber data yang digunakan oleh tiap alat sama?
• Mengapa
perlu memeriksa ulang jawaban dari mesin cerdas?
• Apa yang
akan terjadi jika kita langsung mempercayai semua hasilnya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar