Selasa, 23 September 2025

TENTANG KODING DAN KECERDASAN ARTIFISIAL UNTUK JENJANG SMP

Koding dan Kecerdasan Artifisial (KA) memiliki peran penting dalam perkembangan teknologi dan kehidupan karena:

(1) Koding dan KA menjadi elemen utama pembangunan teknologi yang lebih cepat dan efisien dapat mempercepat inovasi dan membantu dalam membuat keputusan yang lebih baik;

(2) Koding dan KA memfasilitasi pemecahan masalah dan menciptakan solusi untuk menyelesaikan masalah yang belum terpecahkan, seperti perubahan iklim, pengolahan data besar, atau masalah kesehatan global;

(3) Koding dan KA meningkatkan produktivitas dan inovasi berbagai bidang, seperti bisnis, industri, dan pendidikan;

(4) Koding dan KA menyiapkan masa depan dalam meningkatkan kualitas hidup dan menciptakan solusi untuk masalah sosial dan ekonomi, seperti pengelolaan sumber daya yang lebih efisien.

Koding dan KA sangat berdampak dalam pengembangan keterampilan berpikir logis dan pemecahan masalah serta berkontribusi dalam dunia profesional. Kemampuan Koding dan KA sangat bermanfaat dalam berbagai aspek kehidupan seperti pengambilan keputusan dan dapat menyelesaikan tantangan teknis, oleh karena itu pelajaran teknologi di dalam bidang Koding dan KA perlu dipelajari sejak dini agar setiap individu siap menghadapi tantangan di masa ini dan akan datang.


Munculnya Koding dan KA sebagai mata pelajaran pilihan merupakan implementasi dari tuntutan untuk memperdalam kemampuan digital murid menyesuaikan dengan perkembangan teknologi perangkat lunak dan kecerdasan artifisial seperti saat ini merupakan cara antisipatif pada masa yang akan datang, karena individu yang tidak adaptif rentan terhadap kegagalan dalam transformasi, sehingga fleksibilitas diperlukan untuk mengeksplorasi opsi digital.

Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai murid di akhir setiap fase.

CP dirancang dan ditetapkan dengan berpijak pada Standar Nasional Pendidikan, terutama Standar Isi. Oleh karena itu, pendidik yang merancang pembelajaran dan asesmen mata pelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial tidak perlu lagi merujuk pada dokumen Standar Isi, tetapi cukup mengacu pada CP.


Mata pelajaran Koding dan KA bersifat holistik dimana pembelajaran tidak semata mata terkait dengan kompetensi teknis saja. Akan tetapi murid akan mengembangkan dirinya sebagai pelajar yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bernalar kritis, peduli, kreatif, kolaboratif, komunikatif, mandiri, dan sehat. Semua aspek kompetensi yang akan dicapai melalui pembelajaran Koding dan KA menjadi satu kesatuan utuh dan saling melengkapi.

Mata Pelajaran Koding dan KA bertujuan untuk memampukan murid:

1.       Terampil berpikir komputasional untuk menciptakan solusi untuk menyelesaikan persoalan secara logis, sistematis, kritis, analitis, kolaboratif, dan kreatif;

2.       Adaptif dengan perubahan teknologi dan perkembangan industri digital;

3.       Cakap dan bijak sebagai warga masyarakat digital yang literat, produktif, beretika, aman, berbudaya, dan bertanggung jawab;

4.       Terampil mengelola dan memanfaatkan data; dan

5.       Terampil berkarya dengan menghasilkan rancangan atau program melalui proses koding dan pemanfaatan KA

Mata pelajaran Koding dan KA merupakan pendalaman computer science dengan fokus pada berpikir komputasional, literasi digital, algoritma pemrograman, analisis data, dan etika KA. Mata pelajaran Koding dan KA memiliki karakteristik pembelajaran sebagai berikut :

1.       Penanaman etika (keadaban) sebagai fondasi bagi penguasaan kompetensi di semua jenjang.

2.       Kontekstualisasi pembelajaran sesuai dengan situasi yang dihadapi murid sehari-hari dan permasalahan yang terjadi di masyarakat/lingkungan sekitar. Capaian Pembelajaran 9 Pusat Kurikulum dan Pembelajaran 2025

3.       Penanaman konsep dan kemampuan pradasar pada jenjang SD.

4.       Praktik mendalam berpikir komputasional dan literasi digital tingkat dasar pada jenjang SMP.

5.       Pada jenjang SMK, materi pembelajaran dapat dikontekstualisasikan dengan kompetensi kejuruannya.

6.       Praktik mendalam berpikir komputasional dan literasi digital tingkat menengah dan lanjut pada jenjang SMA/SMK.

7.       Pembelajaran dapat dilaksanakan secara fleksibel melalui metode internet-based, plugged (dengan perangkat digital), atau unplugged (tanpa perangkat digital).

8.       Penggunaan pendekatan human-centered di mana manusia sebagai fokus dalam pembelajaran, pemanfaatan, dan pengembangan KA

 ELEMEN DAN DESKRIPSI ELEMEN MATA PELAJARAN KODING DAN KA ADALAH SEBAGAI BERIKUT :

Elemen

Deskripsi

Berpikir Komputasional

Kerangka berpikir sistematis yang menggabungkan dekomposisi, abstraksi, identifikasi pola, dan perancangan algoritma untuk merumuskan solusi permasalahan kompleks yang dapat dijalankan oleh manusia atau mesin. Berpikir komputasional dilakukan dengan mengintegrasikan logika, kreativitas berdasarkan data, dan analisis sebagai tindakan komputasional untuk memecahkan permasalahan lintas bidang secara efektif baik mandiri maupun kolaboratif

Literasi Digital

Kecakapan bermedia digital yang berfokus pada produksi dan diseminasi konten digital dengan memahami etika dan keamanan digital.

Algoritma Pemrograman

Mengembangkan solusi dari berbagai persoalan dengan membaca bermakna dan menulis instruksi yang logis, sistematis, bertahap, konvergen, dan linier berdasarkan paradigma pemrograman yang meningkat secara berjenjang, serta dapat dikerjakan secara mandiri atau berkolaborasi dengan yang lain

Analisis Data

Kemampuan untuk menstrukturkan, menginput, memproses (antara lain menganalisis, mengambil kesimpulan, membuat keputusan, dan memprediksi), dan menyajikan data secara bermakna

Literasi dan Etika Kecerdasan Artifisial

Mengetahui konsep dasar KA, bagaimana KA bekerja, manfaat dan dampak KA, serta sikap kritis dan etika dalam pemanfaatan KA

Pemanfaatan dan Pengembangan Kecerdasan Artifisial

Kemampuan memanfaatkan KA untuk penyelesaian masalah dan peningkatan efisiensi pada kehidupan nyata, serta menciptakan dan memperbaiki sistem KA

 

CAPAIAN PEMBELAJARAN PADA FASE C

CAPAIAN PEMBELAJARAN

DESKRIPSI

2.1 Berpikir Komputasional

Menerapkan pengelolaan data, pemecahan masalah sederhana dalam kehidupan masyarakat secara sistematis, dan menuliskan instruksi.

2.2 Literasi Digital

Memproduksi dan mendiseminasi konten digital berupa audio, video, slide, dan infografis.

2.3 Literasi dan Etika Kecerdasan Artifisial

Memahami perbedaan cara manusia dan KA menggabungkan informasi dari beberapa perangkat penginderaan atau sensor, memahami bagaimana komputer memaknai informasi dari perangkat penginderaan atau sensor, memahami kualitas data, serta manfaat dan dampak KA pada kehidupan masyarakat. Memahami etika penggunaan KA dalam kehidupan sehari-hari seperti menjaga data pribadi dalam menggunakan KA, KA adalah sebagai alat bantu sehingga manusia tidak boleh tergantung dan percaya sepenuhnya pada KA karena KA masih sangat mungkin menghasilkan output yang salah, bias, atau melakukan halusinasi, serta menganalisis konten deep fake dalam bentuk gambar, audio, atau video.

2.4 Pemanfaatan dan Pengembangan Kecerdasan Artifisial

Menggunakan perangkat KA sederhana dengan kritis dan mampu menuliskan input bermakna ke dalam sistem KA.

CAPAIAN PEMBELAJARAN KODING DAN KECERDASAN ARTIFISIAL UNTUK FASE D

DAN PEMETAAN MATERI ESENSIAL

Berdasarkan capaian pembelajaran pada fase D, dapat diuraikan materi-materi yang dipelajari sebagai berikut :

ELEMEN

CAPAIAN

PEMBELAJARAN MATERI

Berpikir Komputasional

Pada akhir Fase D, murid mampu menerapkan pengelolaan data, pemecahan masalah sederhana dalam kehidupan masyarakat secara sistematis, dan menuliskan instruksi.

Kelas VII

        Pengelolaan Data dalam Situasi Kehidupan

        Pemecahan Masalah Sederhana dalam Situasi Kehidupan

        Pengembangan dan Pengujian Instruksi

 

Kelas VIII

        Pengolahan dan Penyajian Data dalam Konteks yang Lebih Luas

        Penerapan Langkah-Langkah Sistematis untuk Menyelesaikan Masalah

        Penyusunan dan perbaikan Instruksi yang Lebih Kompleks

 

Kelas IX

        Teknologi untuk Mengolah Data

        Pengembangan Solusi Efektif untuk Permasalahan yang Kompleks

        Menuliskan Instruksi Menggunakan Teknologi atau Pemrograman Dasar

 

Literasi Digital

Pada akhir Fase D, murid mampu memproduksi dan mendiseminasi konten digital berupa audio, video, slide, dan infografis.

Kelas VII

        Konsep Dasar Konten Digital

        Pengembangan Ide dan Cerita Sederhana

        Penggunaan Aplikasi Dasar Slide dan Infografis

        Tata Letak Visual yang Menarik

 

Kelas VIII

        Penggunaan Aplikasi Dasar Audio dan Video

        Mengembangkan Teknik Produksi dan Editing

        Teknik Storytelling Digital

        Aspek Etika dan Hak Cipta

        Diseminasi Konten melalui Platform Digital

 

Kelas IX

        Produksi Konten Digital yang Kompleks dan Inovatif

        Editing Lanjutan

        Evaluasi Kualitas Konten Digital

        Strategi Diseminasi Konten Digital yang Efektif

Literasi dan Etika Kecerdasan Artifisial

Pada akhir Fase D, murid mampu memahami perbedaan cara manusia dan KA menggabungkan informasi dari beberapa perangkat penginderaan atau sensor, memahami bagaimana komputer memaknai informasi dari perangkat penginderaan atau sensor, memahami kualitas data, serta manfaat dan dampak KA pada kehidupan masyarakat. Memahami etika penggunaan KA dalam kehidupan sehari hari seperti menjaga data pribadi dalam menggunakan KA, KA adalah sebagai alat bantu sehingga manusia tidak boleh tergantung dan percaya sepenuhnya pada KA karena KA masih sangat mungkin menghasilkan output yang salah, bias, atau melakukan halusinasi, serta menganalisis konten deep fake dalam bentuk gambar, audio, atau video

Kelas VII

        Etika Penggunaan Kecerdasan Artifisial

        Konsep dan Cara Kerja KA Generatif

        Risiko KA Generatif

        Manfaat dan Dampak KA Generatif

 

Kelas VIII

        KA sebagai Alat Bantu Manusia

        Perbedaan Cara Manusia dan KA Menggabungkan Informasi • Pemanfaatan Perangkat Penginderaan oleh KA

 

Kelas IX

        Kualitas Data

        Keamanan Data dalam Pemanfaatan KA

        Analisis Artefak Hasil KA

Pemanfaatan dan Pengembangan Kecerdasan Artifisial

Pada akhir Fase D, murid mampu menggunakan perangkat KA sederhana dengan kritis dan mampu menuliskan input bermakna ke dalam sistem KA.

Kelas VII

      Pengenalan Perangkat KA Sederhana

      Menuliskan Input Bermakna ke dalam Sistem KA

 

 

Kelas VIII

      Data Latih dalam Pengembangan KA

      Analisis Pemanfaatan KA pada Platform tertentu

      Eksperimen Klasifikasi oleh KA Kelas IX

      Pemanfaatan KA di Berbagai Bidang

      Pengembangan Konten Digital dengan Memanfaatkan KA

 

Dari materi-materi fase D yang telah diuraikan sebelumnya, materi yang penting untuk diterangkan lebih lanjut adalah Pemecahan Masalah Sederhana dalam Situasi Kehidupan, Aspek Etika dan Hak Cipta, dan Etika Penggunaan Kecerdasan Artifisial sebagai berikut.

A.      Pemecahan Masalah Sederhana dalam Situasi Kehidupan Pemecahan masalah adalah usaha mencari solusi dari setiap masalah yang dihadapi. Pemecahan masalah dimaksud adalah dengan menggunakan pendekatan berpikir komputasional dan diwujudkan dalam urutan langkah pemecahan masalah.

Materi ini penting dipelajari oleh murid guna membangun kemampuan berpikir komputasional dalam memecahkan masalah yang tidak berkaitan langsung dengan kehidupan pribadinya namun berdampak pada kehidupan bermasyarakat. Beberapa strategi pembelajaran yang cocok materi ini antara lain:

1.       Pembelajaran berbasis masalah

2.       Pembelajaran unplugged dengan memanfaatkan sticky notes atau papan tulis atau media lain yang relevan Pemetaan Materi Esensial 35 Pusat Kurikulum dan Pembelajaran 2025

B.      Aspek Etika dan Hak Cipta Etika produk digital berkaitan dengan cara kita menggunakan, membuat, dan membagikan konten digital secara bertanggung jawab dan bermoral. Hak cipta (copyright) adalah hak hukum yang diberikan kepada pembuat karya untuk mengontrol siapa yang boleh menyalin, membagikan, atau memodifikasi karya tersebut dan mendapat pengakuan dan perlindungan atas karyanya. Hak cipta ini merupakan bagian dari HaKI (Hak atas Kekayaan Intelektual). Beberapa jenis HaKI menurut Ditjen Kekayaan Intelektual adalah sebagai berikut:

1.       Paten

2.       Merek

3.       Desain Industri

4.       Hak Cipta

5.       Indikasi Geografis

6.       Rahasia Dagang

7.       Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu Materi ini penting dipelajari oleh murid guna membangun kesadaran digital, melatih integritas dan tanggung jawab, menghindari pelanggaran hukum, dan mendorong kreativitas yang jujur.

Beberapa strategi pembelajaran materi ini di antaranya.

1.       Studi kasus dan diskusi Hak Cipta dihasilkan oleh industri, akademisi, bahkan murid di satuan pendidikan

2.       Studi kasus dan diskusi terkait pelanggaran hak cipta

3.       Pembelajaran berbasis projek terkait kampanye kesadaran terhadap hak cipta

C.      Etika Penggunaan Kecerdasan Artifisial Etika Kecerdasan Artifisial adalah cabang dari etika teknologi yang membahas mengenai bagaimana kita harus menggunakan KA secara adil, bertanggung jawab, dan tidak merugikan manusia. Beberapa isu etika KA di antaranya:

1.       Privasi

2.       Bias dan Diskriminasi

3.       Transparansi 36 Panduan Mata Pelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial

4.       Tanggung jawab

5.       Penyalahgunaan Materi ini penting dipelajari oleh murid supaya murid tidak hanya bisa menggunakan teknologi, tetapi juga memahami dampaknya. Etika KA membantu membentuk perilaku digital yang positif dan bertanggung jawab. Selain itu, pemahaman tentang etika KA juga mendorong murid untuk menggunakan perangkat KA secara kritis.

 

Beberapa strategi pembelajaran materi ini di antaranya.

1.       Studi kasus dan diskusi

2.       Pembelajaran berbasis masalah

3.       Bermain peran (role play)

4.       Simulasi perbandingan penggunaan perangkat KA untuk melatih kemampuan berfikir kritis pada Murid:

Murid mencoba menggunakan beberapa platform KA populer (seperti ChatGPT, Gemini, Perplexity, DeepSeek, dan Aya) untuk menjawab pertanyaan yang sama, misalnya “Bagaimana cara menjaga lingkungan?” atau “Siapa penemu listrik?”. Murid diminta mencatat hasil dari masing-masing alat, lalu menganalisis apakah ada perbedaan dari segi isi, sudut pandang, panjang jawaban, dan cara menjelaskan.

Setelah simulasi, pendidik memfasilitasi diskusi tentang mengapa perbedaan tersebut bisa terjadi. Beberapa contoh pertanyaan pemantik untuk diskusi kritis:

• Apakah semua jawaban dari alat KA itu benar?

• Apakah sumber data yang digunakan oleh tiap alat sama?

• Mengapa perlu memeriksa ulang jawaban dari mesin cerdas?

• Apa yang akan terjadi jika kita langsung mempercayai semua hasilnya?

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar