Sabtu, 11 Mei 2019

AKHIR TAHUN AJARAN DAN UNBK

Tahun ajaran 2018/2019 hampir habis, para siswa besok akan menghadapi Penilaian Akhir Tahun (PAT), istilah sebelumnya disebut UAS. Bahkan kelas 9 sudah tidak nampak lagi disekolah karena sudah tuntas semua materi dan sudah melakukan penilaian Akhir (USBN dan UNBK).

Hal ini dirasakan oleh para murid saya di dua instansi yaitu di SMP ITUS Jalaksana dan MTS Mishbahul Huda. Mereka telah menyelesaikan study dengan baik, diawali dengan baik, proses yang baik dan akhir yang baik. Semoga menjadi berkah untuk semua komponen sekolah baik siswa, guru, yayasan dan orang tua.

Memang sekarang ini UNBK bukanlah sesuatu yg mutlak menentukan kelulusan, karena sesuai kurikulum saat ini K13 bahwa aspek penilaian tidak hanya dari aspek kognitif, tetapi aspek sikap dan keterampilan.



Memang seharusnya ini menjadi suatu prasarat yang lebih berat bagi siswa karena harus mampu menguasai ketiga aspek tersebut walaupun penilaiannya ini bersifat keseharian, tidak dibebankan diujikan diakhir. Namun pada kenyataannya banyak yang menerima positif dari perubahan sistem bahwa UNBK bukan satu-satunya penentu kelulusan. Bisa dimaklumi karena memang sebelumnya UN adalah suatu proses yang sangat menakutkan, bukan hanya untuk siswa tetapi termasuk untuk guru dan orang tua. Bahkan beberapa pengalaman, ada beberapa siswa yang dalam kaseharian begitu unggulnya disekolah dalam akademik maupun sikap tetapi harus menerima hasil yg mengecewakan saat UN karena nilainya anjlok karena sesuatu hal. Artinya prestasi yang diukir selama 3 tahun harus lenyap karena ujian 1 hari.

Ini terjadi sekitar tahun 200-3an saat kurikulum yang dipakai saat itu adalah kurikulum berbasis kompetensi (KBK).

UN saat ini memang sedang dalam perbincangan yang cukup ramai dibicarakan, bahkan dibahas oleh salah satu pasangan calon wakil presiden kala itu, Sandiaga Salahudin Uno dalam debat capres dan cawapres dimedia tv, bahwa mereka (pasangan capres cawapres No 2) berencana untuk menghapuskan UN karena dinilai kurang efektif dan akan digantikan dengan sistem penjaringan minat dan bakat untuk jenjang pendidikan berikutnya. Menurut saya hal ini bagus. Harapan saya sistem pendidikan di Indonesia, diupayakan agar lebih efektif efisien dan tidak terlalu menitik beratkan pada pengadaan administrasi. Maksudnya administrasi itu penting, tetapi jangan sampai tugas dan kewajiban guru sampai terganggu dalam mendidik, mengajar, melatih siswa, dan mengembangkan profesionalitasnya sebagai guru hanya karena menyiapkan perangkat administrasi yang begitu banyaknya.

Namun saya yakin pemerintah sedang mengupayakan, salah satunya dengan kurikulum saat ini yang terus ditinjau dan dievaluasi. Hanya saja semoga perbaikan-perbaikan dalam kurikulum tidak membuat bingung insan pendidik.

Oke, selamat kepada para siswa yang telah menyelesaikan pendidikannya dijenjang SMP, bahkan sudah melakukan perpisahan (tasyakur bini'mah proses belajar), semoga menjadi manusia seutuhnya sesuai harapan guru dan orang tua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar