Selasa, 14 Juli 2020

ITUS IN HOUSE TRAINING


Carl Gustav Jung mengatakan :
“Seseorang mengingat kembali guru-guru yang hebat, namun bersyukur dengan penuh penghargaan kepada guru yang telah menyentuh rasa kemanusiaannya. Kurikulum lebih penting dari sekedar materi pembelajaran, namun kehangatan adalah elemen terpenting bagi tumbuh kembang dan jiwa seorang anak.”
 Mengambil intisari dari pendapat Cal Gustaf tentang pendidikan bahwa kurikulum lebih penting dibandingkan materi, namun kehangatan dalam penyampaian pendidikan terhadap peserta didik lebih penting daripada kurikulum itu sendiri bagi proses tumbuh kembang peserta didik. Betapa pentingnya peran seorang guru dalam sebuah pedidikan disekolah. Untuk itu sangatlah penting membangun konsep pada diri seorang guru tentang bagaimana menjadi seorang guru hebat bagi para siswanya.
Pada artikel ini saya akan memamparkan secercah ilmu yang didapatkan dari hasil sebuah pelatihan yang dlakukan dalam kegiatan In House Training di lingkungan Yayasan Umar Sjarifuddin, sebuah yayasan yang menaungi lembaga pendidikan yang terus fokus pada peningkatan kualitas pendidikan khususnya dilingkungan SMP, SMA dan Asrama ITUS dengan narasumber Dr. H. Sulaeman, M.Ag, seorang dosen UIN Bandung dan dosen UNISA Kuningan.

William A. Ward :
“The mediocre teacher tells. The good teacher explains. The superior teacher demonstrates. The great teacher inspires”.
Menurut William A. Ward, guru dapat dikategorikan menjadi :
1.       Guru Biasa yang dapat memberi tahu kepada para peserta didiknya
2.       Guru baik yang dapat menerangkan kepada para peserta didiknya
3.       Guru pintar yang dapat mendemonstrasikan kepada para peserta didiknya
4.       Guru hebat yang dapat menginspirasi kepada para peserta didiknya 
Sebenarnya, jika kita mengkaji diri sendiri, manakah kelompok kita sebagai guru? Saya rasa kita mungkin dapat menjawabnya sendiri dikelompok guru manakah hari kemarin dan hari-hari yang telah kita lewati.
Namun kita adalah manusia yang hidup dalam dinamika keadaan yang berubah-ubah. Lingkungan sangat mempengaruhi, namun motivasi dalam diri sangat mendominasi.
Guru hebat adalah kelompok idaman bagi setiap guru, bahkan oleh para siswa dan orang tua. Guru hebat bukan hanya mampu menjadikan seorang anak menjadi pintar dan sukses, namun secara tidak langsung berkontribusi besar bagi masa depan bangsa dan agama. Begitu pula bagi orang tua.
 Menjadi guru yang hebat memang tidaklah mudah, membutuhkan niat yang kuat serta motivasi dari dalam diri yang hebat sehingga akan memancar aura semangat dan ketulusan yang sejati. Menjadi guru yang hebat harus diawali dari hal terkecil hingga apapun yang dikerjakan akan menjadi hebat.
Ketua yayasan Umar Sjarifuddin pernah berkata bahwa melakukan hal yang biasa dengan cara luar biasa, akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa.
Inti dari seorang guru yang hebat adalah bagiamana ia bukan hanya mampu mentransfer pengetahuan kepada para peserta didik, namun ia mampu mentransfer value (nilai-nilai) kepada para peserta didiknya. Nilai-nilai disini bukan pengertian nilai berupa angka, namun nilai-nilai kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari sehingga mampu menjadikan para peserta didik menjadi manusia yang sesungguhnya, yang memiliki ahlaqul karimah dengan segudang potensi menjadi manusia unggul dan sukses.
Menurut Talles, “seorang yang sukses adalah karena ia bertemu dengan guru yang hebat”. Sangat logis memang karena setiap orang sukses berasal dari pendidikan yang diperolehnya. Tidak hanya pendidikan disekolah, namun diperoleh juga dari lingkungan keluarga.
Guru hebat adalah guru inspiratif yang dapat menjadikan peserta didik ingin mengikuti setiap perkataan maupun contoh yang diberikan guru dengan sukarela tanpa paksaan sehingga karakter-karatkter positif akan terbangun dengan sendirinya.
Lalu bagaimana menjadi seorang guru inspiratif bagi para siswanya, apalagi dizaman serba digital seperti sekarang ini. Kita ingat bahwa bagi guru-guru SMP atau SMA sekarang, siswa yang kita hadapi adalah para siswa genarasi Milenial dan generasi Z, tentu tantangannya berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya.
Berikut ini adalah 5 tips untuk menjadi guru inspiratif :
1.       Bangga menjadi guru
Guru adalah profesi mulia yang memiliki peran luar biasa besar bagi dunia. Begitu besarnya peran guru tentu haruslah disertai dengan kualitas seorang guru itu sendiri agar mampu mengantarkan para siswa-siswinya menjadi orang yang berhasil membawa peradaban manusia kedepan menjadi lebih baik. Namun bangga menjadi guru adalah modal utama kita. Jika kita bangga dengan profesi kita, maka menjadi dasar bagi motivasi kita dalam menjalankan tanggung jawab kita sebagai guru. Saat kita tidak bangga pada profesi kita, atau bahkan jika kita terpaksa menjadi guru, maka bisa saja kita akan banyak mengeluh, uring-uringan dalam bekerja. Padahal, mengeluh hanya dapat menambah penderitaan dalam bekerja.
2.       Bersikap baik kepada siswa
Siswa adalah seperti kertas kosong yang siap kita tuliskan tinta-tinta pengetahuan dan karakter dari seorang guru. Ucapan dan prilaku seorang guru, dapat terekam dalam memori seorang siswa, bisa teringat sebentar atau bahkan seumur hidupnya.
Carl Gustav Jung mengatakan :
“Seseorang mengingat kembali guru-guru yang hebat, namun bersyukur dengan penuh penghargaan kepada guru yang telah menyentuh rasa kemanusiaannya. Kurikulum lebih penting dari sekedar materi pembelajaran, namun kehangatan adalah elemen terpenting bagi tumbuh kembang dan jiwa seorang anak.”
3.       Berilah contoh yang baik
Hal yang dapat kita contohkan misalnya dengan selalu mengawali KBM dengan tepat waktu dan mengakhiri KBM dengan tepat waktu. Dengan kebiasaan yang konsisten kita lakukan.
4.       Tanaman sikap-sikap positif
5.       Membuka diri belajar dengan siswa
Carl gustav berpendapat bahwa yang harus dirubah dari murid saat mengawali pelajarannya adalah perasaannya terlebih dahulu. Dari perasaan tidak semangat menjadi semangat, dari perasaan tidak mood manjadi mood dan seterusnya.
Tidak semua pengetahuan seorang guru melebihi siswanya, bahkan tidak sedikit siswa lebih mengetahui pengetahuan dibandingkan gurunya, sehingga memberi kesempatan kepada siswa untuk berbagi pengetahuan yang dimilikinya adalah menjadi sebuah kebanggaan bagi dirinya sendiri.
6.       Adanya sentuhan fisik (jika diperlukan)
Sentuhan fisik seperti bersalaman dan mengusap bahu anak adalah sebuah kehangatan bagi siswa itu sendiri yang akan mempengaruhi psikologinya untuk merasa dihargai, diakui dan disayangi sehingga sekali-kali sentuhlah anak dengan tulus sehingga apa yang kita sampaikan maka akan lebih mudah diterima oleh mereka.
7.       Mendoakan siswa kita
Sebagai manusia, guru juga hanya mampu berusaha namun adanya perubahan ke karakter positif dari seorang siswa adalah hidayah. Hidayah bukan lagi manjadi koridor kita sebagai guru, hanya Allah SWT yang menentukannya. Artinya kita sebagai guru juga wajib untuk mendoakan para murid-murid untuk hal-hal positif bagi kehidupannya.

Akhirnya, kita dapat menyimpulkan bahwa setiap siswa membutuhkan guru-guru yang hebat. Guru hebat adalah guru yang benar-benar menghargai dan menyadari akan profesinya dan sangat menghargai dan menyadari potensi anak didiknya sehingga akan termotivasi untuk menjadi mendidik mereka dengan berbagai upaya positif.
Mari kita tanamkan dalam diri kita :
“SAYA AKAN JADI GURU YANG TEPAT AGAR MURID-MURID SAYA MENJAD ORANG-ORANG YANG SUKSES”
Semoga Allah SWT meridhoi, memberikan hidayah dan taufiknya kepada kita untuk menjalankan profesi kita. Aamiin.

Pemateri : Oleh : Dr. H. Sulaeman, M.Ag.
Dosen UIN Bandung dan dosen UNISA Kuningan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar