Kebanyakan masalah dalam hidup disebabkan kita belum berdamai dengan diri kita.
Dosa kepada Allah maupun kesalahan pada manusia adalah hal yang sangat bisa terjadi pada kita sebagai manusia. Dosa kecil maupun besar mungkin pernah kita perbuat, bahkan dosa-dosa yang mungkin tidak kita sadari entah berapa banyak.
Dosa dan kesalahan kita yang menumpuk tak jarang membuat kita frustasi dan akhirnya menghukum diri kita sendiri. Kita terkungkung dalam lingkaran kesalahan yang kita buat sendiri, menyesal tak kunjung usai sampai maut tiba banyak terjadi.
Padahal Allah membuka pintu maaf bagi hambahnya yang bertaubat, tentunya taubat yang sungguh2.
Nabi pun menyampaikan bahwa dosa yang telah kita perbuat hendaknya segera kita bertaubat. Jika terjadi lagi hendaklah segera bertobat.
Sungguh maha pemurah Allah SWT asalkan kita betul-betul mau menyesal dan tidak mengulanginya lagi.
Namun terkadang kita larut dalam penyesalan yang justru menjauhkan kita dari Allah, kita enggan untuk berubah dan justru terjerumus dalam lubang yang lebih dalam dengan dalih terlanjur.
Kita juga sangat terpengaruh dengan ego kita yang takut pada penilaian orang lain. Kita tidak terima kalau orang berkata buruk tentang kita. Kita ingin terlihat sempurna Dimata mereka.
Akhirnya saat orang tau buruknya kita, kita menutup diri seolah hidup telah berakhir dan tidak ada celah untuk bangkit.
Padahal orang lain juga punya Masalahnya sendiri, punya kehidupan sendiri. Bahkan saat kita mati, orang akan melupakan kita dengan cepatnya. Sahabat, kerabat bahkan keluarga kita sendiri tidak akan mungkin mengingat kita selamanya. Saat kita sudah tiada Mereka akan sibuk dengan urusannya masing-masing.
Kembali lagi dengan masalah dalam hidup kita, bahwa sebenarnya masalah yang kita hadapi adalah kebanyakan kita belum bisa berdamai dengan diri kita sendiri.
Kita belum bisa memaafkan atas kesalahan kita. Kita masih marah pada diri sendiri karena kita tidak lagi sempurna Dimata orang lain. Kita sudah tidak baik dari penilaian orang lain. Kita sudah tidak Sholeh lagi karena kita sudah berbuat kesalahan ataupun dosa.
Padahal Allah adalah maha pemaaf dan padahal kita tidak sepatutnya terlalu peduli dan memikirkan penilaian orang lain kepada kita.
Kita justru menyalahkan diri kita sendiri dengan cara terlalu bersedih berlarut-larut. Menutup diri dari kebaikan yang lain, menghardik diri sendiri, menganggap hidup sudah hancur dan tidak punya masa depan sama sekali. Itu artinya kita belum bisa menerima kenyataan pada diri sendiri, tidak menerima kekurangan jasad yang telah melakukan dosa, tidak menerima hati dan firikiran yang telah salah yang akhirnya kita lelah, kita frustasi dan kita marah pada diri sendiri. Saat kita marah, kita tidak punya kesempatan untuk berfikir jernih untuk memperbaiki diri. Untuk bangkit dari kondisi.
Ahli psikologi pernah berkata bahwa hidup kita adalah fikiran kita, masa depan itu masih semu yang nyata adalah saat ini, masa lalu ibarat buku yang bisa kita baca namun tak dapat kita ubah. Kadang kita khawatir dengan masa depan yang belum pasti dan kita mengorbankan kebahagiaan kita saat ini dengan khawatir terhadap sesuatu yang belum pasti.
Jadi mari berdamai dengan diri sendiri. Terimalah apa yang sudah terjadi dengan ikhlas, bertaubatlah dan minta maaflah kepada orang-orang yang kita zolimi. Lalu berdamailah dengan diri kita sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar