Sabtu, 11 Mei 2019

PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN DIINDONESIA

Bagi seorang guru, sangat wajar jika mengetahui sejarah kurikulum pendidikan diindonesia yang konon terus berganti. Berganti terus untuk mendapatkan formula pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan zaman.
Walaupun terus berganti, semoga para guru tidak mendapatkan kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan kurikulum yang terus update, baik dari segi istilah, tujuan, teknis dan sebagainya yang saya nilai sangat seabrek, ya walaupun tujuannya sudah pasti bagus. Namun biasanya ganti mentri terkadang ganti kurikulum.
Tidak ada salahnya jika mengenang kembali nama-nama kurikulum pendidikan di Indonesia yang pernah diterapkan dari awal kemerdekaan Republik Indonesia ini hingga sekarang tahun 2019. Tujuannya adalah sebagai perbandingan, motivasi, pengetahuan dan evaluasi tentunya untuk kita para guru.
Sebelum dilanjutkan, apasih pengertian dari kurikulum itu?
Kurikulum merupakan kegiatan belajar yang direncanakan dan diprogramkan bagi peserta didik didalam kelas maupun diluar kelas (Nuryani : 2005).
Berikut ini adalah sejarah perubahan kurikulum pendidikan yang ada di Indonesia sejak masa awal kemerdekaan:


1.       Kurikulum 1947 atau di sebut juga Rentjana Pelajaran 1947
Kurikulum pertama ini lahir pada masa kemerdekaan dan memakai istilah bahasa Belanda Leerplan artinya yaitu rencana pelajaran. Perubahan arah pendidikan saat itu lebih bersifat politis, dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan nasional. Sedangkan asas pendidikan ditetapkan Pancasila karena falsafah negara kita adalah pancasila. Kurikulum ini sebutan Rentjana Pelajaran 1947, dan baru dilaksanakan pada tahun 1950.

Kurikulum ini menekankan pendidikan lebih kepada pembentukan karakter manusia Indonesia merdeka, berdaulat, dan sejajar dengan bangsa lain di muka bumi ini. Fokus Rencana Pelajaran 1947 tidak menekankan pendidikan pikiran, tetapi hanya pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat. Materi pelajarannya pun dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani. Memang sesuai dengan kondisi saat itu karena masih dalam masa perjuangan.

2.       Kurikulum 1952, Rentjana Pelajaran Terurai 1952
Kurikulum kedua ini merupakan penyempurnaan kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum 1947, merinci setiap mata pelajaran sehingga dinamakan Rentjana Pelajaran Terurai 1952. Kurikulum ini sudah mengarah kepada suatu sistem pendidikan nasional saat itu. Kurikulum ini Paling menonjol sekaligus ciri dari Kurikulum 1952, yaitu setiap pelajaran dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Silabus mata pelajarannya pun menunjukkan secara jelas seorang guru mengajar satu mata pelajaran.

3.       Kurikulum 1964, Rentjana Pendidikan 1964
Dalam beberapa tahun kemudian Pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum pada 1964, namanya Rentjana Pendidikan 1964. Ciri-ciri dari kurikulum ini adalah pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD. Sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana, yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional atau artistik, keterampilan, dan jasmani. Nampaknya sudah mulai berkembang.

4.       Kurikulum 1968
Empat tahun berikutnya dan lahir pada masa Orde Baru dimana negara dipimpon oleh presiden kedua, lahirlah kurikulum ke empat. kurikulum ini bersifat politis dan menggantikan Rentjana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Kurikulum ini bertujuan membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama sehingga Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni. Namun kurikulum ini titik beratnya adalah muatan materinya lebih ke bersifat teoritis dan tidak mengaitkan dengan permasalahan faktual dilapangan. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik sehat dan kuat.

5.       Kurikulum 1975
Beberapa tahun kemudian lahir Kurikulum 1975 yang menekankan agar pendidikan lebih efektif dan efisien. Menurut Mudjito, Direktur Pembinaan TK dan SD Departemen Pendidikan Nasional kala itu, kurikulum ini lahir karena pengaruh konsep di bidang manajemen MBO (management by objective). Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI), dikenal dengan istilah satuan pelajaran, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan.

6.       Kurikulum 1984
Mungkin kurikulum ini cukup populer dikalangan guru, terutama orang sunda dengan istilah CBSA, hehe. Kurikulum ini mengusung pendekatan proses keahlian. Meski mengutamakan pendekatan proses,namun faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini sering disebut "Kurikulum 1975 disempurnakan". Dimana Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).

7.       Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999
Kurikulum ini lahir bersamaan dengan saya mulai masuk pendidikan di bangku Sekolah dasar rupanya. Kurikulum 1994 merupakan hasil upaya memadukan kurikulum kurikulum sebelumnya, terutama Kurikulum 1975 dan 1984. Sayang, perpaduan antara tujuan dan proses belum berhasil. Sehingga banyak kritik berdatangan, disebabkan oleh beban belajar siswa dinilai terlalu berat, dari muatan nasional sampai muatan lokal. Misalnya bahasa daerah, kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain. Akhirnya, Kurikulum 1994 menjelma menjadi kurikulum super padat, namun nilai rapot saya hanya 1 poin dengan nilai 8, sisanya 9 semua, hehe....

8.       Kurikulum 2004, KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)
Sebagai pengganti Kurikulum 1994 adalah Kurikulum 2004 disebut Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Hal ini diawali dengan kebijakan pemerintah dalam pemerintahan daerah atau dikenal dengan otonomi daerah Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999. Suatu program pendidikan berbasis kompetensi harus mengandung tiga unsur pokok, yaitu pemilihan kompetensi sesuai, spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk menentukan keberhasilan pencapaian kompetensi, dan pengembangan pembelajaran.

KBK memiliki ciri-ciri menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal, berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman. Kegiatan belajar pun menggunakan pendekatan dan metode bervariasi, sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.

9.       Kurikulum 2006, KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
Kurikulum ini pada dasarnya sama dengan Kurikulum 2004 hanya Perbedaannya menonjol pada kewenangan dalam penyusunannya, yaitu mengacu pada jiwa dari desentralisasi sistem pendidikan. Pada Kurikulum 2006 ini, pemerintah pusat menetapkan standar yaitu standar kompetensi dan kompetensi dasar lalu Guru dituntut mampu mengembangkan sendiri silabus dan penilaian sesuai kondisi sekolah dan daerahnya sesuai kondisi didaerah masing-masing. Hasil pengembangan dari semua mata pelajaran dihimpun menjadi sebuah perangkat dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

10.   Kurikulum 2013
Kurikulum ini adalah pengganti kurikulum KTSP atau kurikulum 2006. Kurikulum 2013 atau yang biasa disebut KURTILAS ini memiliki tiga aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan (Kognitif), aspek keterampilan (Psikomotor), dan aspek sikap dan perilaku (Afektif). Di dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam materi pembelajaran terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi yang dirampingkan terlihat ada di materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb., sedangkan materi yang ditambahkan adalah materi Matematika. Bahkan ada materi yang diganti pola belajarnya yakni TIK tidak dimasukkan kedalam muatan mata pelajaran, tetapi lebih diarahkan ke bentuk konseling.

11.   Kurikulum 2013 Revisi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar