Mungkin menjadi sesuatu yang sangat sulit apabila saat kita merasakan sebuah kesedihan karena sesuatu hal namun muncul keharusan untuk tersenyum. Ya, senyum adalah ibadah yang sangat murah dan tanpa biaya. Senyum yang indah dan manis hanyalah diperoleh dari ketulusan bagi si pemberi senyum. Terkadang ada orang yang begitu murahnya senyum, adapula yang sangat sulit untuk tersenyum karena sudah menjadi adat kebiasaannya. Adapula yang karena pengaruh gengsi yang terlalu tinggi sehingga dianggapnya tabu untuk tersenyum karena dia merasa memiliki kedudukan yang baik dimata orang lain.
Nabi pernah menyampaikan bahwa senyum itu adalah ibadah. Jelas sangat dapat kita fahami bahwa saat kita mendapatkan senyum dari seseorang kita akan merasa sangatlah bahagia, timbul perasaan tenang dan nyaman, apalagi orang yang tersenyum kepada kita adalah orang yang kita kagumi dan banggakan. Maka akan muncul perasaan akan semakin takjub kita pada orang itu.
Bagi sebagian orang, senyum adalah bisnis. Investasi untuk menarik perhatian dan empati dari orang lain sehingga orang tersebut terkesan senyum yang ia lontarkan adalah sebuah keterpaksaan atau semu. Hal ini jelas akan terlihat bagi beberapa orang yang sedang mengharapkan sesuatu entah kepada kita, entah karena ingin mendapatkan jabatan, perhatian dan lain sebagainya. Cirinya adalah saat sehari-hari orang tersebut sangatlah pelit dalam tersenyum bahkan menegur dan menyapa saja tidak pernah. Tetapi saat ada maunya terkadang dari kejauhan saja sudah dapat kita lihat kerutan di ujung bibirnya tersenyum kepada kita. Lucunya kita heran dan bertanya-tanya kepada siapakah ia tersenyum dan merasa tidak percaya jika dia tersenyum kepada kita.
Jadi berhati-hatilah kepada orang yang ada maunya dengan mulai menarik empati kepada kita dengan cara yang murah dan gratis yaitu senyum. Tapi perlu kita sadari bahwa walaupun demikian, itu adalah hal yang positif yang terjadi. Mudah-mudahan saja itu akan menjadi sebuah itikad benar-benar baik dan bisa menjadi sebuah habbit / kebiasaan sehingga senyuman akan menghiasi wajahnya.
Bagi yang murah senyum berbahagialah, karena anda memiliki masa depan yang lebih cerah dibandingkan orang yang pelit senyum. Dan begitupula dengan orang yang pelit senyum, bertobatlah dan segeralah ubah kebiasaan buruknya.
Tentunya senyuman yang kita berikan kepada orang lain, harus sesuai dengan situasi dan kondisi. Jangan sampai salah tempat atau salah moment sehingga akan menjadi boomerang bagi kita sendiri.
Demikian artikel ringan ini, semoga bermanfaat!
Nabi pernah menyampaikan bahwa senyum itu adalah ibadah. Jelas sangat dapat kita fahami bahwa saat kita mendapatkan senyum dari seseorang kita akan merasa sangatlah bahagia, timbul perasaan tenang dan nyaman, apalagi orang yang tersenyum kepada kita adalah orang yang kita kagumi dan banggakan. Maka akan muncul perasaan akan semakin takjub kita pada orang itu.
Bagi sebagian orang, senyum adalah bisnis. Investasi untuk menarik perhatian dan empati dari orang lain sehingga orang tersebut terkesan senyum yang ia lontarkan adalah sebuah keterpaksaan atau semu. Hal ini jelas akan terlihat bagi beberapa orang yang sedang mengharapkan sesuatu entah kepada kita, entah karena ingin mendapatkan jabatan, perhatian dan lain sebagainya. Cirinya adalah saat sehari-hari orang tersebut sangatlah pelit dalam tersenyum bahkan menegur dan menyapa saja tidak pernah. Tetapi saat ada maunya terkadang dari kejauhan saja sudah dapat kita lihat kerutan di ujung bibirnya tersenyum kepada kita. Lucunya kita heran dan bertanya-tanya kepada siapakah ia tersenyum dan merasa tidak percaya jika dia tersenyum kepada kita.
Jadi berhati-hatilah kepada orang yang ada maunya dengan mulai menarik empati kepada kita dengan cara yang murah dan gratis yaitu senyum. Tapi perlu kita sadari bahwa walaupun demikian, itu adalah hal yang positif yang terjadi. Mudah-mudahan saja itu akan menjadi sebuah itikad benar-benar baik dan bisa menjadi sebuah habbit / kebiasaan sehingga senyuman akan menghiasi wajahnya.
Bagi yang murah senyum berbahagialah, karena anda memiliki masa depan yang lebih cerah dibandingkan orang yang pelit senyum. Dan begitupula dengan orang yang pelit senyum, bertobatlah dan segeralah ubah kebiasaan buruknya.
Tentunya senyuman yang kita berikan kepada orang lain, harus sesuai dengan situasi dan kondisi. Jangan sampai salah tempat atau salah moment sehingga akan menjadi boomerang bagi kita sendiri.
Demikian artikel ringan ini, semoga bermanfaat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar